Kewaspadaan terhadap berkembangnya kasus Pneumonia misterius di Wuhan, Tiongkok di respon dengan serius dan cepat oleh KKP Kelas I Denpasar bersama komunitas Bandara Internasional Ngurah Rai dengan menggelar pertemuan di Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV pada tanggal 9 Januari 2020.
Rapat yang dipimpin oleh Elvi Amir, S.SiT, SE.MM, Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV dihadiri perwakilan dari Angkasa Pura, Kantor Imigrasi Ngurah Rai, Kantor Bea Cukai Bali, Komandan Pangkalan Udara Ngurah Rai, dan perwakilan dari maskapai yang terbang langsung (direct) dari Wilayah Tiongkok. Dalam pertemuan tersebut, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar, dr. Lucky Tjahjono, MKes, PH.D memaparkan respon terhadap kejadian penyakit pneumonia Tiongkok dengan meningkatkan pengawasan terhadap penumpang dari Tiongkok berupa pemeriksaan suhu tubuh penumpang yang turun dari pesawat yang terbang dari wilayah negara Tiongkok menggunakan alat pindai suhu (Thermal Scanner), pengamatan penumpang secara visual oleh petugas, memberikan kartu kewaspadaan Kesehatan/ Health Alert Card (HAC) kepada penumpang yang turun, memeriksa penumpang yang terdeteksi suhu tubuhnya lebih dari 38° C dan melakukan rujukan apabila dicurigai. Data pengawasan lalu lintas penumpang dari wilayah negara Tiongkok akan dikirimkan ke Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan ke Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI.
Kemudian dr. Lucky Tjahjono juga memaparkan prosedur mengenai alur pemeriksaan dari mulai penempatan lokasi parkir pesawat hingga penumpang dinyatakan lolos pemeriksaan pindai suhu tubuh dan pemeriksaan visual oleh petugas KKP Kelas I Denpasar. Untuk saat ini prosedur yang telah dilaksanakan adalah pemindaian suhu tubuh dengan alat thermal scanner dan pengawasan penumpang dari dokumen deklarasi kesehatan (GENDEC) yang diterbitkan maskapai.
Kasus pneumonia berat di Tiongkok dideklarasikan oleh WHO Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019 dengan penyebab yang masih belum diketahui. Mulai terdeteksi di kota Wuhan, Provinsi Heibei. Pada 3 Januari 2020, total 44 pasien dengan pneumonia dengan etiologi yang belum diketahui telah dilaporkan ke WHO oleh badan otonom kesehatan Tiongkok. Dari 44 kasus yang dilaporkan, 11 sakit parah, sementara 33 pasien lainnya dalam kondisi stabil. Menurut laporan media, pasar yang terkait di Wuhan ditutup pada 1 Januari 2020 karena sanitasi lingkungan dan desinfeksi. Badan otonom kesehatan tiongkok juga melaporkan bahwa semua pasien telah diisolasi dan menerima perawatan di Wuhan medical institutions. Tanda-tanda dan gejala klinis utamanya adalah demam, dengan beberapa pasien mengalami kesulitan bernafas, dan radiografi dada menunjukkan lesi invasif pada kedua paru-paru. Berdasarkan informasi awal dari tim investigasi Tiongkok, tidak ada bukti penularan signifikan dari manusia ke manusia dan tidak ada infeksi petugas kesehatan yang dilaporkan.
Pneumonia adalah infeksi yang mengakibatkan peradangan pada kantong-kantong udara di salah satu atau kedua paru-paru. Pada penderita pneumonia, sekumpulan kantong-kantong udara kecil di ujung saluran pernapasan dalam paru-paru (alveoli) akan meradang dan dipenuhi cairan atau nanah. Akibatnya, penderita mengalami sesak napas, batuk berdahak, demam, atau menggigil. Bakteri, virus, dan jamur merupakan organisme yang dapat menyebabkan pneumonia atau paru-paru basah. Namun pada penderita dewasa, kondisi ini paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri (riza/tim media kkp denpasar)
Lampiran Surat Edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI
Lampiran Surat Edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI
0 Response to "Waspada Penyebaran Pneumonia dari China ke Bali, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar Inisiasi Pertemuan Lintas Sektor di Bandara Internasional Ngurah Rai"
Posting Komentar